

Setelah berjalan lancarnya latihan marching band di saka bhayangkara marching band jalan k.s tubun markas brimob terdapat macam-macam keanehan termasuk pemain-pemainnya yang terdiri dari colour guard, hornline, percussion and pitch. Terutamanya colour guard terdapat 4 pemain yang STM (stengah masak) istilahnya agak bencong sedikit. Akan tetapi mereka bias membawa nama baik saka bhayangkara marching band dengan terus giat latihan sore-malam tak kenal tidur dan berfikir yang penting GPMB jadi.
Kita lihat pada saat GPMB, sul-sel merasa banyak kehilangan anggota termasuk diantaranya “Hornline” yang memiliki banyak peserta akan tetapi hilang seketika juga dan hanya separuh yang datang dan itu pula juga ditetapkan untuk ikut GPMB sebagai pemain tetap, akan tetapi mereka kehilangan banyak kesempatan termasuk pada hilangnya banyak pemain yang dulunya trumpet = 18 jadi 15, mellophone = 20 jadi 16, baritone= tetap dan tuba.
Saat-saat dimana terwujudnya pemain perkusi yang dimana mereka diajar sama guitaris andra and the backbone (K’chaoul) yang sudah bersih keras untuk mengajar mereka. Akan tetapi mereka juga tetap belum faham tentang pembagian pukulan (snare drum and bass drum) dan juga mereka memiliki inspirasi untuk bisa menguasai sebuah pukulan dan tempo kaki mereka, seperti andhieka yang awalnya hanya pemain snare drum lalu dipindahkan ke bass drum dan memegang bass 1, choky = bass 2, whenly = bass 3, asdar = bass 4 dan ghalib = bass 5.
Kita lihat pada display gerakan gabungan yang dimana lagu GPMB terdapat 5 lagu serta display yang menyatukan lagu tersebut dan display tersebut diajarkan oleh kakak Ramly Tjirebon (K’mhelly) dan kakak A.Bachtera.Bayu.Utama (K’bhayu) dan didampingi senior-senior lainnya.
Dari semua itu hanya 1 team yang jarang bermasalah, akan tetapi mereka dapat membuat satu solusi untuk membuat karya yang terbaru langsung dari K’bhayu. Yaitu pemain pitch. Pemain pitch dapat menghasilkan lagu-lagu lembut dan halus seperti GPMB 2001 di Jakarta pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar